Hanya sekitar 7,5 persen dari 60 persen pelaku UMKM di sektor makanan dan minuman yang baru mengantongi sertifikasi halal, mengindikasikan pentingnya akselerasi kepemilikan sertifikat halal bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Menjawab kesenjangan tersebut, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menyelenggarakan Kick Off Program Pengembangan Kapasitas Usaha UMKM dan Pendampingan Sertifikasi Halal pada Senin (15/7) bertempat di Ballroom Hotel Santika, Pulau Bangka.
Ketua III Badan Pengurus Harian MES, Firdaus Djaelani, mengatakan UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian nasional di Indonesia dengan berkontribusi senilai 61,07 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada.
“Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat sehingga memiliki peran penting dalam perekonomian nasional,” tuturnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, terdapat kesenjangan dalam kepemilikan sertifikasi halal di kalangan UMKM. Ia menegaskan bahwa masalah ini perlu menjadi perhatian bersama.
“Hal ini mengingat aturan yang harus dipenuhi oleh para pelaku usaha, yaitu semua produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal,” lanjutnya.
Ia juga menegaskan bahwa MES berkomitmen mendukung akselerasi sertifikasi halal dengan membentuk Lembaga Pendamping Proses Produk Halal yang terdaftar di BPJPH. Lembaga ini akan menyelenggarakan pelatihan pendampingan dan peningkatan kapasitas UMKM halal di berbagai daerah.
Sementara itu, Executive Vice President (EVP) Pengembangan dan Jasa Manajemen PNM, Razaq Manan Ahmad, optimis pihaknya dapat membantu percepatan kepemilikan sertifikasi halal melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha yang dimiliki oleh PNM.
Menurutnya, program ini merupakan bagian dari pemberian modal intelektual karena PNM memiliki program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang memberdayakan 15,2 juta nasabah aktif di seluruh Indonesia. Para nasabah ini berpeluang besar menjadi motor penggerak industri halal di Indonesia.
“PNM berupaya mendorong nasabah Mekaar agar bisa bersaing secara global. Salah satunya dengan pendampingan proses kepemilikan dokumen pendukung usaha seperti ini (sertifikat halal),” ujarnya.
Razaq mengatakan, PNM berkomitmen untuk menyiapkan pelaku usaha ultra mikro yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing tinggi.
“Kalau pelaku usaha skala ultra mikro sudah memiliki dokumen-dokumen secara lengkap, peluang serta akses pasar akan terbuka lebih luas. Kesejahteraan keluarga juga bisa lebih cepat tercapai,” imbuhnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh 60 peserta tersebut bertujuan untuk melakukan percepatan sertifikasi halal bagi pelaku UMKM. Adapun, kick off ini sebagai awal kegiatan program yang akan dilaksanakan di tujuh titik kota di Kepulauan Bangka Belitung dengan diikuti oleh 345 pelaku usaha binaan PNM yang akan didampingi untuk mendapatkan sertifikat halal.
Penulis : Muhammad Lutfi N.S. | Editor : Herry Aslam Wahid
Sumber foto : Dokumentasi MES