Pengelolaan keuangan yang bijak sesuai prinsip syariah bukan hanya keterampilan bagi santri, tetapi juga fondasi utama dalam membangun kemandirian ekonomi pesantren.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua III Pengurus Wilayah MES Kalimantan Tengah, Itsla Yunisva Aviva, dalam acara Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) yang diselenggarakan oleh OJK Kalimantan Tengah pada Senin (17/3).
Dalam pemaparannya, Itsla membahas pentingnya Manajemen Keuangan sebagai upaya membekali santri dengan keterampilan dasar dalam mengelola keuangan secara efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
“Santri perlu dibekali dengan pemahaman dasar tentang keuangan agar dapat mengelola dana dengan bijaksana, baik dalam kehidupan pribadi maupun di lingkungan pesantren,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa literasi keuangan berbasis syariah bisa menjadi bekal bagi santri untuk menjalankan usaha kecil di dalam pesantren, maupun setelah mereka menyelesaikan pendidikan.
Itsla mendorong santri untuk memahami instrumen keuangan syariah seperti tabungan, investasi, dan pembiayaan berbasis syariah agar mereka lebih mandiri dalam mengelola keuangan dan merencanakan masa depan yang lebih baik.
“Pengetahuan tentang keuangan syariah tidak hanya membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberi mereka bekal untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi berbasis syariah di masa depan,” jelasnya.
Dalam pandangannya, ekosistem keuangan syariah tidak hanya mendukung pengelolaan keuangan pribadi santri, tetapi juga berperan dalam penguatan ekonomi pesantren secara keseluruhan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah 2025 yang diharapkan dapat mendorong lebih banyak pesantren di Kalimantan Tengah untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang keuangan syariah dalam kurikulum mereka.
Penulis : Muhammad Lutfi N.S. | Editor : Herry Aslam Wahid
Sumber foto : Dokumentasi MES
